Sabtu, 09 Januari 2010

Pengeboran Minyak Lepas Pantai


Pemerintah Indonesia saat ini masih terus mengkaji posisi Indonesia dalam keanggotaan OPEC. Bentuk kajian adalah dari sisi produksi minyak dan visi non teknis. "Saya diminta menteri untuk mengkaji status keanggotaan OPEC," kata Rachmat Sudibyo, Kepala BP Migas, di Jakarta, Rabu (23/3).

Menurutnya, dalam hal produksi, pemerintah akan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan produksi minyak dapat diciptakan atau bisa dipertahankan. Saat ini, sudah ada beberapa kajian baik eksplorasi maupun pengembangan lapangan minyak.

Disamping itu, lanjut Racmat, dari sisi non teknis peran Indonesia di tingkat regional maupun internasional cukup berarti. "Kami juga menerima masukan-masukan dari kedutaan-kedutaan negara sahabat," kata Rachmat. Pemerintah juga mempertimbangkan tenaga kerja dan status keanggotaan yang telah 30 tahun.

Rachmat menambahkan, dari skenario produksi 2008 ditargetkan mencapai 1,3 juta barel perhari. Tambahan produksi tersebut akan didapat dari beberapa lapangan minyak seperti Cepu sekitar 180 ribu barel perhari, juga dari lapangan Marjinal diharapkan akan ada 30 ribu barel perhari. Disamping itu, dari lapangan Marjinal milik Caltex yang menggunakan teknologi injeksi diharapkan dapat memproduksi 30 ribu barel perhari.

Menurut Rachmat, hasil-hasil kajian status keanggotaan OPEC akan kembali dilaporkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. "Akan saya laporkan pada menteri," tandasnya.
linkhttp://www.tempointeractive.com/hg/ekbis/2005/03/23/brk,20050323-26,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar