Jumat, 08 Januari 2010

investasi hulu migas


Mengerek Investasi Hulu Migas
Januari 8, 2010 pada 8:29 am (energi)
TAHUN baru,target baru. Demikian pengumpamaan niat pemerintah mengerek investasi di sektor minyak bumi dan gas (migas) sepanjang 2010.Diharapkan tahun ini lebih baik dibandingkan 2009 .
Tak tanggung-tanggung pemerintah memperkirakan realisasi investasi bisa dicapai hingga USD15,99 miliar sepanjang tahun ini. Begitulah tampaknya komitmen yang igin direalisasikan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) di 2010 ini.AdalahKepalaBPMigasRPriyono yang menyatakan niat pemerintah menggenjot investasi di sektorhulumigasdidalamnegerilebih tinggi dibanding realisasi tahun lalu yang hanya tercapai USD10,874 miliar. ”Kenaikan investasi tersebut di antaranya dikarenakan upaya peningkatan produksi,” ungkap Priyono.
Priyono menyebutkan,investasi rencananya sebagian besar akan dialokasikan untuk pengerjaan wilayah kerja produksi sebesar USD13,628 miliar. Sisanya sebesar USD2,36 miliar untuk kegiatan eksplorasi. Salah satu proyek peningkatan produksi ini adalah pengeboran migas di Lapangan Banyu Urip,Jawa Timur. Priyono optimistis, realisasi investasi hulu migas tahun ini akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya.Tahun 2009, realisasi investasi di sektor hulu migas hanya tercapai sebesar USD10,874 miliar,atau hanya terpenuhi 71,8% dari komitmen awal sebesar USD15,153 miliar.
Masing-masing berasal dari wilayah produksi USD9,976 miliar dan eksplorasi USD898 juta. Diakuinya, investasi sektor hulu migas tahun 2009 tak cukup bagus dibanding 2008 sebelumnya yang mencapai USD12,096 miliar atau lebih tinggi 12%.Menurutnya, turunnya komitmen, efisisensi pengadaan,penundaan proyek karena belum ada persetujuan, dan penundaan pemboran menjadi alasan penurunan investasi. Pada 2009,kegiatan pemboran mencakup 73 sumur yang 50 di antaranya telah di tes dan ditemukan 33 sumur atau rasio keberhasilan mencapai 46% atau lebih tinggi dibandingkan dunia yang hanya 20-30%.Sedangkan, pemboran sumur ekploitasi mencapai 969 sumur atau 16,7% lebih tinggi dibandingkan 2008 yang hanya 831 sumur,sementara realisasi biaya operasi yang dikembalikan negara (cost recovery) pada 2009 mencapai USD9,9 miliar atau 90% dibandingkan target APBN USD11,05 miliar. Menurutnya,dikereknya investasi migas tahun ini diharapkan dapat meningkatkan produksi migas nasional. Diakuinya, pihaknya juga akan mendorong optimalisasi operasi fasilitas,percepatan proses pengeboran dan perawatan sumur, mempercepat produksi lapangan baru,mempercepat proses evaluasi dalam rangka persetujuan plan of development,put on production, approval for expenditure (AFE) dan work program and budget (WPnB).
”Namun untuk tahun 2010 kami akan lebih fokus melakukan maintenance. BP Migas meminta kepada para Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk menyampaikan program maintenance- nya,”ungkap dia. Khusus di lapangan produksi, PT Pertamina (Persero), Chevron, Total E&P Indonesie, dan BP Indonesia, diyakini bakal menjadi penyumbang utama nilai investasi migas sektor hulu di tahun depan. Pasalnya, perusahaan pelat merah ini telah menganggarkan tak kurang Rp34,7 triliun pendanaan bagi kegiatan bisnis hulu minyak dan gas buminya sepanjang tahun ini.
Dengan prediksi optimistis dan berbagai langkah strategis yang bakal direalisasikan, tutur Priyono, berharap penerimaan negara dari sektornya bisa tercapai se-besar USD19,7 miliar.Angka ini lebih tinggi dari realisasi 2009 senilai Rp18,8 miliar, meski produksi dan lifting minyak masih di bawah 960.000 barel per hari (bph). Kepala Divisi Eksplorasi BP Migas Anditya Maulana menambahkan, target investasi sektor migas sebesar USD15,99 miliar didapat dari komitmen investasi 232 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sepanjang tahun ini.
komitmen diketahui dari pembahasan final work program and budget (WP&B) yang dibahas intensif instansinya dengan 232 KKKS yang beroperasi di Indonesia, baik kontraktor produksi dan eksplorasi. MenurutAnditya,kegiatan eksplorasi baru tahun ini diperkirakan mencapai 122 sumur. Rinciannya, 80 kegiatan eksplorasi migas konvensional dan 42 eksplorasi coal bed methane (CBM).Jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan realisasi eksplorasi tahun 2009 yang mencapai 73 sumur dari target 84 sumur.
Tingginya target investasi migas di sektor hulu tentunya tak semudah membalikan tangan.Upaya ini memerlukan komitmen kuat dari pemerintah dalam mendorong realisasi investasi yang sudah menjadi komitmen kalangan investor. Pengamat perminyakan Kurtubi mengatakan, perlu pendekatan yang tidak sekadar business as usual sehingga target investasi di sektor ini bisa terealisasikan. ”Perlu terobosan segera dengan memperbaiki sistem yang ada, termasuk merevisi UU Migas Nomor 22/2001,”katanya.Kurtubi khawatir, bila pendekatan merangsang investasi masih sebatas business as usual,kegiatan penanaman modal di sektor ini bisa jalan di tempat.Sehingga target pemerintah menggenjot produksi migas di dalam negeri pun tetap sulit dilakukan. Pada perkembangan lain, Priyono menjelaskan,penerimaan negara dari kegiatan usaha hulu migas tahun 2009 mencapai USD19,7 miliar, atau melebihi target yang ditetapkan pemerintah dalam APBN Perubahan 2009 senilai USD18,8 miliar. ”Sekitar 104% dari target, termasuk penerimaan dari pajak sebesar USD4,7 miliar,”jelasnya.
Menurut Priyono, penerimaan negara sebesar itu didapatkan dari kinerja realisasi lifting nasional 949.130 ribu barel per hari dan produksi gas bumi sebesar 7.960 juta kaki kubik per hari hingga Desember 2009. Dengan demikian, gabungan produksi minyak dan gas bumi tahun ini mencapai sekitar 2,374 juta setara barel minyak. “Realisasi produksi migas ini lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi migas tahun lalu yang hanya sebesar 2,305 juta setara barel minyak,” jelasnya. Terkait realisasi produksi,sambung Priyono, realisasi produksi minyak mencapai 948,58 ribu barel per hari, atau 98,91% dari target produksi sebesar 960 ribu barel per hari.
Tidak tercapainya target produksi tahun 2009 disebabkan adanya penundaan proyek maupun unplanned shutdown,seperti gangguan cuaca, rusaknya fasilitas produksi, masalah kelistrikan, hingga pencurian. ”Potensi produksi minyak yang hilang dari dua kendala tersebut mencapai 45.775 barel perhari,”tambahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar